Minggu, 24 Mei 2015

Sistem Proteksi Pentanahan

6.1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah selesai melakukan praktikum job “Pengukuran Pentanahan Pengaman”, mahasiswa diharapkan dapat:
1.      Memahami secara benar tentang: definisi tahanan pentanahan, tahanan jenis tanah, manfaat pentanahan
2.      Mengukur tahanan pentanahan pengamanan dengan menggunakan Earth Tester
3.      Mengevaluasi dan menentukan kondisi baik tidaknya suatu pentanahan
4.      Menghitung tahanan jenis tanah dari suatu hasil pengukuran tahanan pentanahan

6.2. TEORI DASAR
Sistem pentanahan/grounding system adalah suatu rangkaian/jaringan mulai dari kutub pentanahan/elektroda, hantaran penghubung sampai terminal pentanahan yang berfungsi untuk menyalurkan arus lebih ke bumi, agar perangkat peralatan dapat terhindar dari pengaruh petir dan tegangan asing lainnya.
Tujuan pentanahan peralatan adalah usaha untuk mengamankan system apabila terjadi hubung singkat pada peralatan, selanjutnya arus hubung singkat tsb akan disalurkan ketanah dan tidak membahayakan bagi orang dan peralatan, terutama pada peralatan listrik yang rangka (bodi) terbuat dari logam harus ditanahkan.
Pengukuran perlu dilakukan sebelum system dioperasikan pertama kali, waktu pemeliharaan atau setelah system ada gangguan. Sewaktu pelaksanaan pengukuran pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka peralatan harus dilepas. Pengukuran dilakukan pada electrode dengan alat ukur EARTH TESTER.





6.2.1.      Tujuan Pengetanahan Peralatan
Pengetanahan peralatan atau yang biasa disebut bagaimana pentanahan pengaman adalah pengetanahan bagian dari peralatan yang pada kerja normal tidak dialiri arus.
Tujuan pengetanahan peralatan adalah:
1.      Untuk membatasi tegangan antara bagian-bagian peralatan yang tidak dialiri arus dan dan antara bagian-bagian ini dengan tanah sampai pada suatu harga yang aman (tidak membahayakan) untuk semua kondisi operasi normal atau tidak normal. Untuk mencapai tujuan ini, suatu sistem pengetanahan peralatan atau instalasi dibutuhkan. Sistem pengetanahan ini gunanya ialah untuk memperoleh petensial yang merata (uniform) dalam semua bagian struktur dan peralatan dan juga untuk menjaga agar operator atau orang yang barada di daerah instalasi itu barada pada potensial yang sama dan tidak barbahaya pada setiap waktu. Dengan dicapainya potensial yang hampir merata pada semua titik dalam daerah sistem pengetanahan ini, kemungkinan timbulnya perbedaan potensial yang besar pada jarak yang dapat dicapai oleh manusia sewaktu terjadi hubung singkat  kawat ke tanah menjadi kecil.
2.      Tujuan kedua dari pengetanahan peralatan ini adalah untuk memperoleh impedansi yang kecil/rendah dari jalan balik arus hubung singkat ke tanah. Kecelakaan pada personil timbul pada personil timbul pada saat hubung singkat ke tanah terjadi. Jadi jika arus hubung singkat ke tanah itu di paksakan mengalir melalui impedansi tanah tinggi, ini akan menimbulkan perbedaan potensial yang besar dan berbahaya. Juga impedansi yang besar pada sambungan-sambungan pada rangkaian pengetanahan dapat menimbulkan busur api listrik dan pemanasan yang besarnya cukup menyalakan material yang mudah terbakar.
Dari uraian-uraian di atas, maka secara singkat tujuan dari pengetanahan peralatan itu diformulasikan sebagai berikut:
a.       Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut listrik yang berbahaya untuk orang  dalam daerah instalasi listrik,
b.      Untuk memungkinkan timbulnya arus tertentu baik besarnya maupun lamanya dalam keadaan gangguan tanah tanpa menimbulkan kebakaran atau ledakan pada bangunan dan isinya,
c.       Untuk memperbaiki penampilan (performance) dari sitem.

6.2.2.      Eksposur Tegangan
Apabila ada kontak yang tidak disengaja antara bagian-bagian yang dilalui oleh arus dengan kerangka metal dan peralatan, kerangka metal itu menjadi bertentangan yang sama dengan tegangan peralatan. Untuk mencegah terjadinya tegangan kejut yang berbahaya kerangka metal itu harus dihubungkan ke tanah melalui impedansi yang rendah. Impedansi pengetanahan itu harus sedemikian kecilnya sehingga tegangan yang timbul pada kerangka peralatan harus cukup kecil dan tidak berbahaya. Sesuai dengan standar “International Electrotechnical Commision (IEC), table di bawah ini adalah tabel harga batas tegangan sentuh maksimum yang biasanya digunakan untuksistem tegangan konsumen.

Tabel VI.1 Besar Dan Lama Tegangan Sentuh Maksimum
Tegangan Sentuh Volt
(RMS)
Waktu Pemutusan Maksimum
(detik)
<50
-
50
5.0
75
1.0
90
0.5
110
0.2
150
0.1
220
0.05
280
0.03

Untuk memenuhi persyaratan dalam table VI.1 di atas, maka tahanan pengetahuan pengaman RE harus memenuhi persamaam berikut:
RE <  Ohm…………………………………………………………………………………6.1
Dimana:
In = arus nominal dari alat pengaman lebur atau alat pengaman arus lebih (A)
k = bilangan yang besarnya tergantung dari karakteristik alat pengaman
   = 2.5 – 5 untuk pengaman lebur atau sekring
   = 1.25 – 3.5 pengaman lainnya.
Sebagai aturan umum disebutkan bahwa seseorang tidak boleh menyentuh, walau sekejappun, peralatan dengan tegangan di atas 100 volt.



6.2.3.      Tahanan Jenis Tanah
Tahanan jenis tanah adalah tahanan listrik dari tahanan tanah yang berbentuk kubus dengan volume 1 meter kubik. Tahanan jenis dinyatakan dalam ohm-m. Pernyataan ohm-m merepresentasikan tahanan diantara dua permukaan yang berlawanan dari suatu volume yang berisi 1 m³. Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yang kecil diperlukan upaya sebagai berikut, mengetahui tahanan jenis tanah, kemudian membuat bentuk kutub tanah yang sesuai.
            Faktor keseimbangan antara tahanan pengetanahan dan kapasitansi di sekelilingnya adalah tahanan jenis tanah (ρ). Harga tahanan jenis tanah pada daerah kedalaman yang terbatas tidaklah sama. Beberapa faktor yang mempengaruhi tahanan jenis tanah yaitu:

6.2.4.      Metode Pengukuran
Pengukuran tahanan jenis tanah biasanya dilakukan dengan cara:
1.      Metode Tiga Titik (Three-Point Methode)
Metode tiga titik (three-point method) dimaksudkan untuk mengukur tahanan pentanahan. Misalkan tiga buah batang pentanahan  diman batang 1 yang tahanannya hendak diukur dan batang-batang 2 dan 3 sebagai batang pengetanahan pembantu yang juga belum diketahui tahanannya, seperti pada gambar.Bila tahanan diantara tiap-tiap batang pengetanahan diukur dengan arus konstan, tiap pengukuran dapat ditulis sebagai berikut:
R1-2 =  = R11 + R12 – 2R12
R1-3 =  = R11 + R13 – 2R13
R2-3 =  = R22 + R33 – 2R23
 2R12 + 2R13 – 2R23
Tetapi, V1-2 = V1-3 = V2-3
Akhirnya R11 = R + R12 +R13 – R23…………………………………………………………6.2
Gambar 6.1.a.
Rangkaian Pengukuran Tahanan Jenis Tanah Dengan Metode Tiga Titik
Tahanan batang pengetanahan dari elektroda 1 dapat dibuat:
R12 + R13 + R23 = 0……………………………………………………………………………6.3
2.      Metode Empat Titik (Four Electrode Methode)
Metode pengukuran yang dipergunakan adalah metode empat titik seperti pada gambar. Bila arus I masuk ke dalam tanah melalui salah satu satu elektroda dan kembali ke elektroda yang lain sehingga pengaruh diameter konduktor dapat diabaikan. Arus masuk ke tanah mengalir secara radial dari elektroda, misalkan arah arus dalam tanah dari elektroda 1 ke elektroda 2 berbentuk permukaan bola dengan jari-jari r, luas permukaan tersebut adalah 2 π r², dan rapat arus adalah:
J = ………………………………………………………………………………………….6.4
Dimana:
J = kerapatan arus [A/m²]
r = jari-jari [m]
I = arus yang mengalir dalam tanah [A]

Gambar 6.1.b.
Rangkaian Pengukuran Tahanan Jenis Tanah Dengan Metoda Empat Titik


            Jika ρ adalah tahanan jenis tanah, maka medan dalam tanah pada arah radial dengan jarak r adalah:
E(r) = Jρ [V/m]
Sehingga menjadi E(r) =  ρ [V/m]………………………………………………………….6.5
            Potensial pada jarak r dari elektroda adalah integral dari gaya listrik dari jarak r ke titik tak berhingga:
V =  = I
Perbandingan antara tegangan dan arus atau tahanan menjadi:
R =  (Ohm)………………………………………………………………………………….6.6
Dari gambar, terlihat, r13 = r34 = r24,
Jadi
V3 = ρ  (  - )
Dan
V4 = ρ  (  - )
Beda tegangan antara 3 dan 4 adalah:
V34 = ρ  [(  - ) – (  - )]
V34 = I
Dan
R34 =  =

Sehingga: ρ = R34 (2 π a)
Dimana:
a          = jarak antara elektroda [m]
R34     = tahanan antara elektroda 3 dan 4 [Ω]
ρ          = tahanan jenis tanah [Ω-m]
6.2.5. Elektroda Pentanahan
           Elektroda pentanahan adalah penghantar yang ditanam dalam tanah dan membuat kontak langsung dengan tanah. Adanya kontak langsung tersebut bertujuan agar diperoleh perlaluan arus yang sebaik- baiknya apabila terjadi gangguan sehingga arus tersebut disalurkan ketanah.
            Menurut PUIL  2000  [3.18.11] elektroda adalah penghantar yang ditanam ke dalam tanah  yang membuat kontak langsung dengan tanah. Untuk bahan elektroda pentanahan biasanya digunakan bahan tembaga, atau baja yang bergalvanis atau dilapisi tembaga sepanjang kondisi setempat tidak mengharuskan memakai bahan lain misalnya pada perusahaan kimia.

Jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pentanahan adalah sebagai berikut:
1.Elektroda batang
            Elektroda  batang adalah elektroda dari pipa besi baja profil atau batangan logm lainya yang dipancangkan ke dalam tanah secara dalam. Panjang elektroda yang digunakan sesuai dengan pentanahan yang diperlukan.
Untuk menentukan besarnya tahanan pembumian sengan satu buah elektroda batang dipergunakan rumus sebagai berikut :




       =
dimana:
   = tahanan pembumian elektroda batang  [Ω]
      = tahanan jenis tanah [Ωm]
   L   = panajang batang yang tertanam [m]
   d   = diameter elektroda batang [m]
Gambar 6.1.c.
Elektroda Batang Dan Lapisan-lapisan Tanah Disekeliling Elektroda





Setelah didapatkan nilai tahanan pentanahan dengan satu buah elektroda batang, dimana belum didapatkan nilai tahanan yang diinginkan, maka tahanan pentanahan dapat diperkecil dengan memperbanyak elektroda yang ditanahkan dan dihubungkan paralel.
Gambar 6.1.d. Pentanahan Dengan Dua Batang Konduktor (Hubungan Paralel)
Disini kedua batang konduktor tersebut dihunbungkan diatas tanah. Besar tahanan pentanahan adalah sebagai berikut:
·  Untuk s > Lx
R =  (ln  - 1) +  


·  Untuk s < Lx
R =  (ln  - 1)+ Ln  - 2 +  -  + 

Dimana:
s = Jarak antara kedua kondutor (cm)
a = Jari – jari batang konduktor (cm)
Lx = Panjang konduktor yang ditanam (cm)

Sistem pentanahan sederhana terdiri dari sebuah elektroda pentanahan yang ditanam ke tanah . Penggunaan satu buah elektroda adalah yang paling umum dan dapat ditemukan di masyarakat, di luar rumah atau tempat bisnis. Sistem pentanahan yang kompleks terdiri dari beberapa elektroda batang, terhubung, jaringan mesh, network, dan sebagainya. Sistem tersebut umuumnya terpasang pada gardu pembangkit listrik, pusat perkantoran, dan menara-menara. jaringan kommpleks dapat jauh meningkatkan jumlah bagian yang kontak langsung dengan tanah disekitarnya dan mengurangi nilai tahanan pentanahan.



2. Elektroda Bentuk Plat
Elektroda plat adalah elektroda dari plat logam. Pada pemasangannya elektroda ini dapat dipasang tegak lurus dengan kedalaman kira-kira 1 meter di bawah permukaan tanah dihitung dari sisi plat bagian atas. Bila digunakan sebagai elektroda pengatur yaitu mengatur kecuraman gradien tegangan guna menghindari tegangan langkah yang besar dan berbahaya, maka elektroda plat tersebut ditanam mndatar.




Gambar 6.1.e.
Elektroda Plat Dipasang Vertikal


Untuk menghitung besar tahanan pembumian elektroda plat dipergunakan rumusan sebagai berikut:
 =  (1+ 1,84.  )
dimana :
=tahanan pembumian elektroda plat [  ]
=tahanan jenis tanah [Ωm ]
L   =panjang elektroda plat  [m ]
b   =lebar plat [m ]
t    =kedalaman plat tertanam [m ]





3.Elektroda Bentuk Pita
Elektroda ini merupakan logam yang mempunyai penampang berbentuk pita atau dapat juga berbentuk bulat,pita yang dipilih atau dapat juga berbentuk kawat yang dipilinelektroda ini dapat ditanam secara dangkal pada kedalaman antara 0,5 sampai 1 meter dari permukaan tanah, tergantung dari kondisi dan jenis tanah. Dalam pemasanganya elektroda pita ini dapat ditanam dalam bentuk memanjang, radial,melingkar atau kombinasi dari lingkaran dan radial.
Besar tahanan pembumian untuk elektroda pita dapat dihitung dengan rumus :

 =  (ln

dimana :
= tahanan pembumian elektoda pita [Ω]
= tahanan jenis tanah [Ωm]
 L     = panjang elektroda pita yang tertanam [m]
d      = lebar pita/diameter elektroda pita lalau bulat [m]




Gambar 6.1.f.
Jenis-jenis pita dan cara pemasangannya.




4. Elektroda lain
Bila persyaratan dipenuhi jaringan air minum dari logam dan selubung logam kabel yang tidak diisolasi yang langsung ditanamkan ke dalam tanah. Besi tulang beton atau kontruksi baja bawah tanah lainnya boleh dipakai untuk elektroda.


 5. Konduktor Pentanahan
Konduktor yang di gunakan untuk pentanahan harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain:
a.    Memiliki daya hantar jenis (conductivity) yang cukup besar sehingga tidak memperbesar beda potensial lokal yang berbahaya.
b.    Memiliki kekerasan (kekuatan) secara mekanis pada tinggkat yang tinggi terutama bila digunakan pada daerah yang tidak terlindung terhadap kerusakan fisik.
c.    Tahan terhadap peleburan dari keburukan sambungan listrik, Walaupun konduktor tersebut akan terkena magnitude arus gangguan dalam waktu yang lama.
d.    Tahan terhadap korosi

6 .3 DAFTAR  BAHAN DAN PERALATAN
Earth Tester  lengkap dengan  perangkat pendukung               : 1 set
6.4 GAMBAR  RANGKAIAN PERCOBAAN :
1.      Pisahkan terlebih dahulu pengetanahan (grounding) yang akan diukur dari sistem  lainnya
2.      Buatlah rangkaian percobaan sesuai  dengan diagram rangkaian yang terdapat pada peralatan “Earth Tester” tersebut.

Terminal E adalah ujung atas dari elektroda pengetanahan yang akan diukur tahananya

Terminal dan  adalah ujung atas elektroda-elektroda bantu

Terminal E, C, dan P adalah terminal yang bersusaian terdapatpada panel  Earth Tester , yang pada saat melakukan pengukuran tahanan pengetahanan akan saling dihubungkan dengan terminal E, , dan  tersebut di atas.

Gunakan warna penghantar yang sesuai  dengan warna terminal terminal yang terdapat di panel alat ukur Earth Tester tersebut.
3.      Sebelum melakukan penyambungan sebagaimana yang dimaksud pada langkah percobaan 2 di atas. Lakukan pemeriksaan terhadap tegangan bateray dari Earth Tester terlebih dahulu. Pemeriksaan dilakukan dengan menekan tombol BATT, CHECK pada Earth Tester. Pahami terlebih dahulu petunjuk pengunaanya yang tertulis pada Earth Tester tersebut.

(perhatian : bahwa pemeriksaan baterey boleh di lakukan hanya bila terminal E, C, dan P dalam keadaan tidak tersambung).

4.      Ukurlah tahanan dari pengetanahan pengaman tersebut dengan cara dan urutan proses sebagai berikut :
·          Mula-mula tekan tombol x10 Ω dan kemudian tekan tombol  MEAS.
·         Bila defleksi dari penunjuk meter berada pada skala penuh sehingga melampui batas ukurnya, tekan tombol x100Ω dan lihat pembacaan meter tersebut.
·         Jika nilai tahanan yang terukur kurang dari 10Ω, tekan x1 Ω, untuk mendapat kan pembacaan meter yang lebih teliti
·         Selama pengukuran ini, lampu yang bertanda  O.K. akan menyala, yang menandakan bahwa pengukuran terlaksana dengan baik.
·         Jika keadaan tidak normal terjadi, maka lampu tersebut akan padam, dan untuk itu lakukan pemeriksaan terhadap penyambungan ke terminal C dan P.
5.      Catat nilai tahanan pengetanahan terukur dan masukkan dalam tabel percobaan. Lakukan percobaan pengukuran untuk jarak-jarak E, C, dan P terhadap , , dan  sesuai dengan tabel percobaan yang disediakan.


6.7  TUGAS DAN PERTANYAAN

1.        Unsur – unsur yang mempengaruhi nilai tahanan pentanahan suatu sistem pengetanahan ialah :
Seperti yang telah disampaikan di atas bahwa tahanan pentanahan diharapkan bias sekecil mungkin. Namun dalam prakteknya tidaklah selalu mudah untukmendapatkannya karena banyak faktor yang mempengaruhi tahanan pentanahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar tahanan pentanahan adalah:
1.      Bentuk elektroda.
Ada bermacam-macam bentuk elektroda yang banyakdigunakan, seperti jenis batang, pita dan pelat.
2.      Jenis bahan dan ukuran elektroda.
Sebagai konsekwensi peletakannya didalam tanah, maka elektroda dipilih dari bahan-bahan tertentu yang memilikikonduktivitas sangat baik dan tahan terhadap sifat-sifat yang merusak daritanah, seperti korosi. Ukuran elektroda dipilih yang mempunyai kontak palingefektif dengan tanah.
3.      Jumlah/konfigurasi elektroda.
Untuk mendapatkan tahanan pentanahan yangdikehendaki dan bila tidak cukup dengan satu elektroda, bisa digunakan lebihbanyak elektroda dengan bermacam-macam konfigurasi pemancangannya didalam tanah;
4.      Kedalaman pemancangan/penanaman di dalam tanah.
Pemancangan initergantung dari jenis dan sifat-sifat tanah. Ada yang lebih efektif ditanam secaradalam, namun ada pula yang cukup ditanam secara dangkal;
 Faktor-faktor alam.
1.      Jenis tanah : tanah gembur, berpasir, berbatu, dan lain-lain;
2.      Lapisan tanah : berlapis-lapis dengan tahanan jenis tanah yang berlainan
3.      Moisture tanah
semakin tinggi kelembaban atau kandungan air dalamtanah akan memperrendah tahanan jenis tanah;
4.      kandungan mineral tanah
airtanpa kandungan garam adalah isolator yang baik dan semakin tinggikandungan garam akan memperendah tahanan jenis tanah, namunmeningkatkan korosi; dan
5.      suhu tanah
suhu akan berpengaruh bila mencapaisuhu beku dan di bawahnya. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia tidak adamasalah dengan suhu karena suhu tanah ada di atas titik beku


2.      Prinsip kerja dari pengukuran tahanan pengtanahan pengaman yang digunakan pada saat percobaan adalah berdasarkan metode tiga titik, yang menggunakan tiga buah batang pentanahan dengan kegunaan yang berbeda. Di manaa pada batang pentanahan tersebut ada yang digunakan sebagai tahanan yang akan di ukur dan ada pula yang digunakan sebagai batang pentanahan pembantu, dan pada saat hasil pengukuran akan berdasarkan hukum ohm, dimana untuk mendapatkan sebuah nilai tahanan mengunakan rumus . Earthmeter memberikan tegangan pada elektroda pentanahan dan bumi. Amperemeter yang ada di dalam eart tester dipasang secara seri dengan elektroda pentanahan dan bumi dan voltmeter pada earth tester dipasang pararel dengan elektroda pentanahan dan bumi. Kemudian hasil dari keduaa alat ukur diatas akan dikalkulasikan sesuai dengan hukum ohm.

3.  Kriteria yang digunakan untuk menentukan baik tidaknya suatu instalasi pentanahan adalah sebagai    berikut:
v  Tahanan pentanahan harus memenuhi syarat yang di inginkan untuk suatu keperluan pemakaian
v  Elektroda yang ditanam dalam tanah harus mencapapai kedalaman dimana terdapat kandungan air tanah yang konstan
v  Bahan Konduktor yang baik
o  Tahan Korosi
o  Cukup Kuat
v  Elektroda harus mempunyai kontak yang baik dengan tanah sekelilingnya.
v  Tahanan pentanahan harus baik untuk berbagai musim dalam setahun.





4.  Berdasarkan hasil pengukuran nilai tahanan pentanahan ini adalah 8,6 Ohm karena nilai ini paling banyak  muncul pada pengukuran. Serta pada saat E dsampai C1 (pada table 3) adalah 7 meter.
Menghitung nilai tahanan jenis tanah : 
Nilai R =,,,,,,,,8,6 ohm
Nilai a  =,,,,,,,, sama dengan jarak pengukuran
ρ = R. (2 a)
ρ = 8,6. (2.3,14.7)
ρ = 8,6. (45,36)
ρ = 390.096


5.      KESIMPULAN

Mengukur tahanan pentanahan pengaman dengan menggunakan Earth Tester, menentukan atau mengetahui kondisi baik tidaknya suatu pentanahan tersebut dan juga dapat menghitung tahanan jenis tanah pada hasil pengukuran yang telah dilakukan.Nilai tahanan pentanahan cukup baik, jika semakin kecil tahanan jenis tanah maka semakin baik pula sistem pentanahannya
Pemgukuran pentanahan bertujuan untuk memperoleh impedansi yang kecil atau rendah apabila terjadi gangguan maka arus gangguan akan mengalir ke tanah, jika impedansi pentanahan besar arus gangguan di paksakan melalui impedansi yang besar ini akan menimbulkan perbedaan potensial yang besar dan berbahaya.
                       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar