3. THERMAL OVERLOAD RELAY
(TOR)
3.1. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah selesai melaksanakan praktikum pada job ini,
praktikan diharapkan dapat :
1. Memahami cara kerja operasi peralatan proteksi “Thermal Overload Relay”
2. Menentukan karakteristik waktu pemutusan pada “Thermal
Overload Relay”
3. Mengetahui aplikasi “Thermal Overload Relay”
3.2. DASAR TEORI
Thermal Over Load Relay (TOR) adalah suatu pengaman beban
lebih menurut PUIL 2000 bagian 5.5.4.1 yaitu proteksi beban lebih (arus lebih)
dimaksudkan untuk melindungi motor dan perlengkapan kendali motor, terhadap
pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih atau sebagai akibat motor tak
dapat diasut. Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6
sebelum ke beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau
memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih.
Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain:
1) Arus start yang tertalu besar atau motor listrik
berhenti secara mendadak
2) Terjadinya hubung singkat
3) Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.
Arus yang terlalu besar yang timbul pada beban
motor listrik akan mengalir pada belitan motor listrik yang dapat menyebabkan
kerusakan dan terbakarnya belitan motor listrik. Untuk menghindari hal itu
dipasang termal beban lebih pada alat pengontrol. Prinsip kerja termal beban
lebih berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus yang mengalir
melalui elemenelemen pemanas bimetal. Dan sifatnya pelengkungan bimetal akibat panas
yang ditimbulkan, bimetal akan menggerakkan kontak-kontak mekanis pemutus
rangkaian listrik (Kontak 95-96 membuka).
TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal.
Apabila benda terkena arus yang tinggi, maka benda akan memuai sehingga akan
melengkung dan memutuskan arus. Arus yang berlebihan akan menimbulkan panas, sehingga dapat membengkokkan benda bimetal
Untuk mengatur besarnya arus maksimum yang dapat melewati
TOR. dapat diatur dengan memutar penentu arus dengan menggunakan obeng sampai
didapat harga yang diinginkan.
Besarnya arus yang diperlukan untuk mengerjakan bimetal
sebanding dengan besarnya arus yang diperlukan untuk membuat alat pengaman
terputus. Di dalam penggunaanya sesuai dengan PUIL 2000 pasal .5.4.3 bahwa
gawai proteksi beban lebih yang digunakan adalah tidak boleh mempunyai nilai
pengenal, atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk
mengasut motor pada beban penuh. Oleh karena itu, waktu tunda gawai proteksi
beban lebih tersebut tidak boleh lebih lama dari yang diperlukan untuk
memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada beban penuh.
Motor induksi dengan daya besar diatas 50 kW bekerja dengan
arus nominal diatas 100 A. Pemasangan thermal overload relay tidak bisa
langsung dengan circuit breaker, tetapi melewati alat transformator arus CT.
Ratio arus primer trafo arus CT dipilih 100 A/5 A. Sehingga thermal overload
relay cukup dengan rating sekitar 5A saja. Jika terjadi beban lebih arus primer
CT meningkat diatas 100 A, arus sekunder CT akan meningkat juga dan mengerjakan
thermal overload relay bekerja, sistem mekanik akan memutuskan circuit breaker.
Thermal Overload adalah alat pengaman rangkaian dari arus
lebih yang diakibatkan beban yang terlalu
besar dengan jalan memutuskan rangkaian ketika arus yang melebihi setting
melewatinya. Thermal Overload berfungsi untuk memproteksi rangkaian listrik dan
komponen listrik dari kerusakan karena terjadinya beban lebih. Seperti halnya
sekring (fuse), thermal overload ada yang bekerja cepat dan ada yang lambat.
Misalkan pada rangkaian motor
menggunakan thermal overload yang bekerja lambat, sebab waktu motor start arus
dapat mencapai 6 kali nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja
cepat, maka pengamannya akan putus setiap motor dijalankan. Pengaman beban lebih ini bisa dipasangkan langsung dengan
kontaktornya maupun terpisah sehingga sangat fleksibel untuk pemasangannya di
dalam panel. Thermal overload ada yang menggunakan bimetal dan ada yang
menggunakan system elektronik
Thermal
overload memproteksi rangkaian pada ketiga fasanya (untuk rangkaian tiga fasa)
baik yang menggunakan system bimetal maupun yang menggunakan system elektronik
tanpa suplai terpisah (maksudnya thermal overload elektronik ini tidak
membutuhkan sumber daya listrik secara khusus) dan mempunyai sensitifitas
terhadap hilangnya fasa yang bekerja dengan system differensial (tidak langsung
trip pada kasus terjadinya hilang satu fasa), namun apabila di butuhkan
rangkaian untuk trip segera saat kehilangan satu fasa, maka di perlukan alat
proteksi lain.
Thermal
overload ini bisa di pasangkan langsung dengan kontaktornya maupun terpisah
sehingga fleksibel untuk pemasangan di dalam panel. Pemilihan jenis thermal
overload di tentukan oleh rating/seting arus sesuai dengan arus nominal rangkaian
pada beban penuh dan kelas tripnya. Untuk pemakaian standar digunakan trip 10
yaitu thermal overload akan trip pada 7,2 arus nominal dalam waktu 4 detik
Thermal
overload yang bekerja dengan pemutus bimetal akan bekerja sesuai dengan arus
yang mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan panas semakin besar perubahan arus maka akan semakin
tinggi kenaikan tempratur yang mnyebabkan terjadinya pembengkokan, dan akan
terjadi pemutusan arus, sehingga rangkaian akan terputus. Jenis pemutus bimetal
ada jenis satu fasa dan ada jenis tiga fasa terdiri atas bimetal yang terpisah
tetapi saling terhubung, berguna untuk memutuskan semua fasa apabila terjadi
kelebihan beban. Pemutusan bimetal satu fasa digunakan untuk pengaman beban
lebih pada rangkaian daya kecil.
3.3. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN
a.
Power Supply AC :
220 V
b.
Power Supply DC :
0 – 60 V ; 10 A
c.
Thermal Over Reley :
220 ; 1 – 1,6 A
d.
Amper Meter :
0 – 10 A
e.
Stop Watch
f.
Kontaktor :
220 V
g.
Kipas Angin (fan)
h.
Kebel Penghubung Secukupnya
3.4. DAFTAR BAHAN DAN PERALATAN YANG DIPERLUKAN

Gambar
3.1
Diagram
Rangkaian Untuk Pengukuran
Karakteristik
Dari Pengukuran Thermal Overload Reley
3.5. LANGKAH PERCOBAAN
3.5.1.
Pengukuran Karakteristik Dingin
Buatlah rangkaian percobaan sesuai dengan
diagram pada gambar 3.1
1.
Atur
seting dari thermal overload reley pada kedudukan minimal atau 1 amper
2.
Oprasikan
saklar dari power supply AC supaya kontaktor bekerja dan akan menarik kontak –
kontaknya.
3.
Oprasikan
saklar dari power supply DC dan atur tegangan keluarannya untuk mendapatkan
nilai arus yang di kehendaki. Kmudian tunggu sampai terjadi pemutusan rangkaian
oleh reley tersebut sebagai akibat dari terjadinya beban lebih.
4.
Catat
waktu pemutusan dan masukan kedalam Tabel III.1 pada data percobaan. Setelah
itu buka saklar dari power DC dan saklar dari power supply AC dan diinginkan
kembali thermal overload reley tersebut dengan menggunakan Fan
5.
Setelah
thermal overload reley tersebut dingin kembali ulangi percobaan 3 dan 4 di atas
untuk nilai – nilai arus yang di minta dalam table data percobaan.
3.5.2.
Pengukuran Karakteristik Panas
1.
Dengan
menggunakan rangkaian yang sama seperti pada gambar 3.1 lakukan pengukuran
untuk mendapatkan karakteristik panas.
2.
Mula-mula
lakukan langkah kerja 1 s/d 5 pada bagian 3.5.1 di atas selama 10 menit.
Setelah itu naikan harga arus menjadi pemutusan.
3.
Catat
waktu pemutusannya dan masukan pada table III.2 dan tanpa melakukan pendinginan
oprasikan rele kembali tersebut dan tunggu sampai terjadi pemutusan.
4.
Ulangi
percobaan tersebut untuk nilai-nilai arus yang di minta pada table III.2
III. DATA PERCOBAAN
I.
Pengukuran Karakteristik Dingin
Tabel
III.1 Data Pengukuran Karakteristik Dingin TOR
No.
|
I (
ampere )
|
Lamanya
Pemutusan
|
Keterangan
|
1
|
1,2
|
2 jam
6 menit
|
|
2
|
1,5
|
1 jam 23 menit
|
|
3
|
2,0
|
8 menit 7 detik
|
|
4
|
3,0
|
1 menit 7 detik
|
|
5
|
4,0
|
10 detik
|
|
6
|
5,0
|
7 detik
|
|
7
|
6,0
|
6 detik
|
II. Pengukuran
Karakteristik Panas
Tabel
III.2 Data Pengukuran Karakteristik Panas TOR
No.
|
I (
ampere )
|
Lamanya
Pemutusan
|
Keterangan
|
1
|
1,2
|
1 jam
2 menit
|
|
2
|
1,5
|
28 menit 32 detik
|
|
3
|
2,0
|
2 menit 3 detik
|
|
4
|
3,0
|
26 detik
|
|
5
|
4,0
|
10 detik
|
|
6
|
5,0
|
4 detik
|
|
7
|
6,0
|
1 detik
|
IV.
TUGAS DAN PERTANYAAN
Berdasarkan
hasil – hasil yang didapatkan dalam praktikum, jawablah tugas dan pertanyaan di
bawah ini !
1. Mengapa grafik karakteristik dari thermal
overload relay merupakan garis lengkung / tidak linier ?
Jawaban
Pertanyaan :
Karena setiap perubahan arus pada thermal overload,
maka akan mempengaruhi cepat atau lamanya pemutusan. Semakin besar arus, maka
akan semakin cepat pula pemutusannya, demikian pula juga saat arus semakin
kecil maka pemutusan akan semakin lama. Karena perubahan arus terhadap lamanya
pemutusan yang tidak konstan perubahannya, hal itu lah yang menyebabkan grafik
karakteristik thermal overload akan berbentuk garis lengkung / tidak linier .
2. Apakah sebabnya sehingga jika semakin besar
nilai arus yang mengalir di bandingkan terhadap nilai arus nominalnya maka
semakin cepat juga waktu dibandingkan untuk pemutusan ?
Jawaban
Pertanyaan :
Thermal
Overload relay bekerja dengan menggunakan bimetal. Bimetal akan
bekerja sesuai dengan arus yang mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan
panas, semakin besar perubahan arus maka akan semakin tinggi kenaikan
temperatur yang menyebabkan terjadinya pembengkokan, dan akan terjadi pemutusan
arus, sehingga rangkaian akan terputus. Jadi, semakin besar arus yang mengalir
di bandingkan nilai arus nominalnya maka semakin cepat juga waktu pemutusannya,
karena semakin besar arus, maka semakin tinggi kenaikan temperaturnya. Kenaikan
temperatur tersebut diakibatkan oleh arus listrik sesuai dengan persamaan
. Sehingga menyebabkan semakin cepatnya terjadi pembengkokan
pada bimetal, sehingga akan terjadi pemutusan arus yang semakin cepat juga.
Secara visual kerja perlatan thermal overload diberikan pada gambar dibawah
ini.

![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
|||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||
![]() |
|||||||||||









![]() |
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
![]() |
||||||||||||
|
3. Mengapa bila semakin besar nilai arus yang
mengalir dibandingkan terhadap nilai arus nominalnya maka semakin besar juga
perbedaan waktu pemutusan pada keadaan dingin dan pada keadaan panas ?
Jawaban Pertanyaan :
Perbedaan waktu pemutusan yang terjadi pada
pengukuran karakteristik Panas TOR, maupun karakteristik Dingin TOR yaitu pada
pengukuran Karakteristik dingin, waktu pemutusannya lebih lama dibandingkan
pada pengukuran karakteristik panas, sebab pada pengukuran karakteristik panas
kita harus mengatur arus 1 ampere terlebih dahulu pada power supplay DC selama
10 menit, setelah itu baru kita baru manaikan arus DC tersebut sesuai harga
yang tertera pada table. Saat mengatur arus pada power supplay DC selama 10
menit, sebenarnya pada bimetal, arus 1 ampere yang mengalir tersebut tersebut
telah menyebabkan panas pada bimetal TOR, akibat panas tersebut maka akan
menyebabkan terjadinya pembengkokan pada bimetal, apalagi setelah 10 menit arus
dinaikan mengikuti harga arus yang tertera pada tabel, hal itu yang menyebabkan
proses pembengkokan bimetal akan terjadi lebih cepat, karena terlebih dahulu
bimetal telah dipanaskan selama 10 menit dengan arus 1 ampere dan terjadi
pemutusan arus yang lebih cepat dibandingkan waktu pemutusan pada karakteristik
dingin TOR.
4. Menurut
percobaan yang telah dilakukan, apa sebabnya sehingga kita hanya mengatur
tegangan DC untuk mendapatkan nilai arus yang kita inginkan ?
Jawaban Pertanyaan :
Arus DC
lebih konstan dibandingkan arus AC yang dinamis, hal ini yang menyababkan pada
praktikum menggunakan arus DC, agar arus yang diberikan kepada thermal overload
relay tidak berubah – ubah dan tetap konstan.
·
Tegangan DC atau biasa disebut tegangan searah
mempunyai polaritas yang selalu sama (tetap) yaitu positif (+) dan
negatif (-) dimana arus mengalir dari tegangan positif ke negatif dan tidak
memiliki phase.

·
Sedangkan Tegangan AC atau biasa disebut tegangan
bolak-balik mempunyai dua polaritas yang selalu berubah dari negatif ke positif
dan sebaliknya di ukur dari Neutral (N). Tegangan AC memiliki frekwesi
misalnya 50 H dan 60 Hz.

5. Mengapa Thermal Overload Relay paling banyak
digunakan untuk memproteksi motor – motor listrik ?
Jawaban Pertanyaan :
Motor Induksi satu fasa, merupakan motor
listrik yang paling banyak digunakan dalam berbagai aplikasi mulai dari
aplikasi dilingkungan rumah tangga sampai aplikasi di industri-industri. Untuk
menjaga motor induksi yang digunakan tetap dalam keadaan normal, maka dilakukan
usaha agar motor induksi tidak rusak. Kerusakan yang terjadi biasanya diakibatkan
oleh beban lebih pada motor induksi. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih
antara lain : terlalu besarnya beban mekanik dari motor, arus start yang
tertalu besar atau motor berhenti secara mendadak, Agar terhindarnya kerusakan
akibat beban lebih pada motor induksi maka diperlukan peralatan proteksi
thermal overload relay. Karena fungsi Thermal Overload Relay adalah sebagai
peralatan pengaman yang akan memutuskan rangkaian akibat adanya gangguan beban
lebih, sehingga pada motor listrik Thermal Overload Relay banyak digunakan,
sebab sering terjadi keadaan gangguan beban lebih pada motor – motor listrik.
ANALISA
Dari
percobaan yang kami lakukan kami menganalisa bahwa:
1.
Pemutusan reley pada karakteristik panas lebih
cepat dibandingkan dengan pemutusan reley pada karakteristik dingin. ini di
sebabkan karena bimetal pada thermal overload reley sudah dalam keadaan panas
dan pada saat arusnya bertambah melebihi arus nominalnya maka maka pemutusannya
akan lebih cepat di bandingkan karakteristik dingin yang langsung mendapat arus
yang melebihi arus nominalnya sehingga butuh waktu lebih lama untuk thermal
overload reley bekerja.
2.
Besar arus pada
thermal overload, maka akan mempengaruhi cepat atau lamanya pemutusan. Semakin
besar arus, maka akan semakin cepat pula pemutusannya, demikian pula juga saat
arus semakin kecil maka pemutusan akan semakin lama.ini di sebabkan karena
perubahan arus terhadap lamanya pemutusan yang tidak konstan
KESIMPULAN
Setelah
melaksanakan praktikum Thermal Overload Relay , maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Kami dapat memahami cara kerja operasi
peralatan proteksi “Thermal Overload Relay”. Yaitu Thermal Overload relay
bekerja dengan menggunakan bimetal. Bimetal akan bekerja
sesuai dengan arus yang mengalir, arus yang mengalir akan menyebabkan panas,
semakin besar perubahan arus maka akan semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan, dan akan terjadi pemutusan arus, sehingga
rangkaian akan terputus.
2.
Kami dapat
mengetahui aplikasi “Thermal Overload Relay”. Thermal Overload Relay
adalah sebagai peralatan pengaman yang akan memutuskan rangkaian akibat adanya
gangguan beban lebih, sehingga Thermal Overload Relay banyak digunakan pada
motor-motor listrik, sebab sering terjadi keadaan gangguan beban lebih pada
motor – motor listrik.
3. Kami dapat menentukan karakteristik waktu
pemutusan pada “Thermal Overload Relay”. Yaitu pada Karakteristik Panas TOR,
maupun pada Karakteristik Dingin TOR yang hasilnya tertera pada Tabel I dan
Tabel II.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar